Awan Bermuda, AB and Juli Prastyorini, JP (2025) LAPORAN MAGANG - SISTEM OPERASIONAL BONGKAR MUAT DI PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA. Diploma thesis, STIA Manajemen dan Kepelabuhan Barunawati Surabaya.
![]() |
Text
LAPORAN MAGANG REVISI SISTEM OPERASIONAL BONGKAR MUAT DI PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA - Awan Bermuda.pdf Download (4MB) |
Abstract
Sistem operasional bongkar muat di pelabuhan adalah komponen krusial dalam aktivitas logistik yang bertujuan mempercepat arus barang dari kapal ke daratan dan sebaliknya. Pelabuhan berfungsi sebagai titik sentral dalam distribusi barang, baik lintas daerah maupun internasional. Efisiensi dalam sistem ini berpengaruh langsung terhadap kelancaran rantai pasok dan menjadi faktor penentu dalam kompetisi di sektor logistik. Proses bongkar muat yang optimal sangat penting untuk menjaga produktivitas pelabuhan, mencakup perencanaan, pengaturan alokasi tenaga kerja, dan penggunaan peralatan seperti crane dan stacker secara efisien. PT. Terminal Petikemas Surabaya berperan vital sebagai pintu gerbang utama perdagangan dan transportasi di Indonesia, mendukung kelancaran arus barang lokal dan internasional. Dengan meningkatnya volume perdagangan, efisiensi dalam proses bongkar muat menjadi krusial untuk memastikan barang diproses dengan cepat dan aman. Proses ini melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari kedatangan kapal, pemindahan kontainer dari kapal ke dermaga, hingga distribusi kontainer ke lokasi penyimpanan atau pengiriman. Setiap langkah harus dikelola dengan baik untuk menghindari keterlambatan yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi pengusaha, importir, dan eksportir. Bongkar muat, menurut Da Lasse (2012), adalah kegiatan perpindahan barang antara moda transportasi laut dan darat. Di PT. Terminal Petikemas Surabaya, pelayanan bongkar muat mencakup kegiatan seperti bongkar, muat, receiving, dan delivery. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai prosedur untuk menjamin kelancaran, ketepatan, dan keamanan operasional. Menurut Tambunan (2019), prosedur adalah langkah-langkah yang harus diikuti oleh seluruh unit organisasi untuk melaksanakan kegiatan sesuai kebijakan yang telah ditentukan. Pelaksanaan operasional bongkar muat di pelabuhan menghadapi berbagai kendala. Keterbatasan fasilitas, seperti ruang penyimpanan yang terbatas dan jumlah dermaga yang tidak mencukupi, dapat menyebabkan antrian kapal atau penumpukan peti kemas, yang memperlambat proses. Selain itu, masalah teknis pada peralatan akibat pemakaian tinggi dapat mengakibatkan penundaan operasional, terutama jika terjadi kerusakan mendadak. Oleh karena itu, pelabuhan memerlukan sistem manajemen yang baik dan terintegrasi untuk mengoordinasikan setiap tahap operasional dengan efisien.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Depositing User: | Diyan Opka Vandisia |
Date Deposited: | 13 Feb 2025 06:03 |
Last Modified: | 13 Feb 2025 06:03 |
URI: | http://repositori.stiamak.ac.id/id/eprint/655 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |